Assalamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
pada kesempatan ini redaksi ingin berbagi materi khutbah jum'at yang bersumber dari suara Muhammadiyah
seperti biasa pada postingan ini hanya berisi sebagian
bagi yang ingin mencetaknya atau mengeprint sudah kami sediakan link dibawah ini untuk mendownloadnya... insya Allah tinggal di cetak
jenis file ada dua yaitu 1 pdf dan satu lagi docx.
ukuran kertasnya : F4
untuk ukuran font : 14pt
Font Arab : Traditional Arabic
Font Size : 20pt
terimakasih sudah berkunjung jazakumullahu khoiron katsiron...
Baca Juga : KHUTBAH JUM'AT BUKTI KEIMANAN.DOC
KHUTBAH JUM’AT
MEMOHON
KEBAIKAN
Oleh: Ilham Lukmanul Hakim
KHUTBAH PERTAMA
الحمد
لله الرحيم الرحمن , علم القرآن خلق الإنسان علمه البيان، وأشهد أن لا إله إلا
الله وحده لا شريك له أنزل الْقُرْآن هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ
الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ، وأشهد أن سيدنا ونبينا محمدًا عبده ورسوله صلى عليه الله
وملائكته والمؤمنون وعلى آله وأزواجه وخلفائه وجميع أصحابه ومن تبعهم بإحسان .
أَمَّا بَعْدُ فَياَعِبَادَ اللهِ أُصِيْكُمْ وَإَيّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ
فَازَ المُتَّقُوْنَ
Jama’ah Jum’at yang berbahagia…
Ucapan syukur
sudah mestinya menjadi kalimat pembuka khutbah pada kesempatan siang kali ini.
Syukur atas segala limpahan nikmat-Nya yang tak terhitung lagi jumlahnya.
Selanjutnya, semoga shalawat dan salam selalu tersanjungkan kepada Nabi
Muhammad saw. Beliaulah suri tauladan bagi setiap manusia.
Tak lupa pula,
melalui mimbar Jum’at ini, khatib mewasiatkan kepada diri pribadi dan kepada
jama’ah sekalian untuk selalu berupaya meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SwT.
Sebab taqwa adalah sebaik-baiknya bekal untuk kehidupan manusia selanjutnya
setelah alam dunia yang fana ini.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SwT…
حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا شَبَابَةُ قَالَ: حَدَّثَنَا
شُعْبَةُ، عَنْ مُوسَى بْنِ أَبِي عَائِشَةَ، عَنْ مَوْلًى لِأُمِّ سَلَمَةَ، عَنْ
أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ:
إِذَا صَلَّى الصُّبْحَ حِينَ يُسَلِّمُ «اللَّهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا»
“ … dari Ummu salamah berkata. ‘ ketika salam (selesai)
dalam shalat shubuh nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan “ ya Allah,
aku memohon kepadamu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang
diterima “.
Hadis tersebut
diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam sunannya, bab ma yuqolu ba’da taslim (apa
yang diucapkan setelah salam) nomor 925. Imam al-Bani menilainya sebagai hadis shahih.
Sedang Ibnu Hajar dalam kitabnya Nataij al-Afkar menilai hadis
serupa yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam musnadnya, bab hadis ummu
salamah isteri Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam nomor 26731 sebagai hadis
hasan.
baca juga : KHUTBAH JUM'AT : ZUHUD CEGAH EKSPLOITASI ALAM.DOCX (TINGGAL CETAK)
Baca Juga SOAL UTS BAHASA ARAB KELAS 8 SEMESTER GANJIL
Baca Juga SOAL UTS BAHASA ARAB KELAS 9 SEMESTER GANJIL
Hadirin rahimakumullah
Baik ilmu,
rezeki, dan amal ibadah adalah tiga hal yang baik dan mendatangkan pahala.
Namun demikian, ketiga hal baik tersebut dapat juga mendatangkan keburukan
kepada pemiliknya. Demikianlah Nabi mengajarkan doa diatas pada umatnya agar
tidak kehilangan nilai positif dari segala nikmat yang telah dianugerahkan.
Pertama adalah permohonan untuk diberi ilmu yang
bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang digunakan di jalan Allah.
Ilmu yang menyelamatkan pemiliknya juga orang disekitarnya dari api neraka. Memberi
cahaya kepada diri sendiri juga kepada orang lain dari kegelapan dan
ketersesatan. Ia menyentuh kedalam qolbu yang keras lagi
dingin, menjadi lunak dan hangat. Perkataan seorang yang berilmu menjadi hikmah
bagi para pendengar, dan perbuatannyapun mejadi contoh yang baik untuk sekitar.
Permohonan
yang pertama ini juga berarti perlindungan dari ilmu yang tidak bermanfaat.
Yakni ilmu yang digunakan untuk keburukan. Seorang yang berilmu memiliki
potensi amat besar untuk melakukan ibadah-ibadah yang tak dapat dilakukan orang
awam, namun juga berarti ia dapat melakukan kejahatan-kejahatan yang hanya
dilakukan oleh orang yang ahli. Koruptor yang sering muncul diberita televisi
maupun koran, adalah orang-orang berdasi dan berpendidikan tinggi, dan hanya
dengan ilmu itulah korupsi bisa terjadi. Nabi menjelaskan ilmu yang tidak
bermanfaat sebagaimana hadis Riwayat Ibnu Majah nomor 254 berikut.
“ … dari Jabir bin ‘Abdullah bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda : “ Janganlah kalian mempelajari ilmu untuk mendebat
para ulama, meremehkan orang-orang bodoh, menghiasi (ria dalam) majelis.
Barangsiapa melakukan hal itu, maka baginya neraka, baginya neraka.”
Kedua adalah permohonan untuk mendapat rizki yang baik. Adapun
yang dimaksud rizki yang baik adalah rizki yang halal. Sebab rizki yang halal
tersebut adalah rizki yang nantinya akan menyelamatkan di akhirat. Rizki itu
disebut halal apabila didapat dengan cara yang baik dan bukan berasal dari zat
yang haram. Katakanlah dalam jual beli, maka jual belinya itu haruslah adil,
dan barang yang dijual bukanlah barang yang haram zat nya seperti minuman
keras.
Dalam kamus lisanul
‘Arab dijelaskan bahwa Ar-Rozaq adalah salah satu
sifat Allah. Sebab Allah lah yang memberi rizki kepada makhluk seluruhnya, dan
Allah jua lah yang menciptakan rizki-rizki itu. Rizki terbagi kepada dua, yakni
rizki yang nampak pada badan seperti kekuatan, dan yang tersembunyi pada hati
dan pikiran seperti seperti ke arifan dan ilmu pengetahuan. Hujan yang
menumbuhkan berbagai macam tanaman pun adalah rizki yang disiapkan Allah bagi
umat manusia.
Terakhir adalah permohonan agar amal ibadah diterima. Amal ibadah
yang diterima adalah amal yang dikerjakan hanya karena untuk mendapat balasan
dari Allah saja. Sedangkan setiap amal ibadah yang dimaksudkan selain kepada
Allah tak akan mendapatkan balasan apapun di akhirat. Ia hanya akan mendapat
balasan dari apa yang ia maksudkan selama hidup di dunia, sedangkan di akhirat
kelak termasuk orang yang bangkrut. Ia mengira telah mempersiapkan bekal yang banyak
untuk akhirat, namun ternyata amal ibadah nya itu tak berbuah pahala.
Oleh karena
riya itulah amal ibadah mejadi sia-sia. Namun demikian bukanlah berarti seorang
harus memilih untuk tidak berbuat kebaikan karena takut riya. Karena bila
kebaikan itu dimaksudkan dengan ikhlas, maka riya akan terkikis sedikit demi
sedikit. Orang yang baru pertama memulai shalat jamaah di masjid, barangkali
ada sedikit maksud untuk riya. Namun apabila pergi ke masjid sudah menjadi
kebiasaan, dan biasa pula melatih agar niat ikhlas, maka hilang pula pada
akhirnya rasa riya itu. Pada awalnya berinfak lima puluh atau seratus ribu saat
shalat jumat terdapat rasa sombong di dalam dada, namun setelah terbiasa, uang
sejumlah demikian tidak lagi terasa besarnya, mulai hilang jua lah sombong
dalam hati. Semakin banyak beramal, semakin banyak pula kemingkina amalnya
diterima, namun apabila beramal hanya sedikit saja, maka amal mana yang akan
diterima?.
بَارَكَ
اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتُهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ
وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
KHUTBAH KEDUA
اْلحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا
وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ
وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا
عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ
تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا
اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ
اْلحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِميْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ والْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعْوَاتِ فَيَاقَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
اللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْئَلُكَ عِلْمًا نَفِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً.
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
سُبْحَانَ
رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Guru Ismuba SMP Muhamadiyah Cipanas
1. KHUTBAH JUM'AT "MEMOHON AMPUNAN".DOCX
2. KHUTBAH JUM'AT "MEMOHON AMPUNAN".PDF
Comments
Post a Comment