Bismillahirrohmaanirrohim....
Assalamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
pada kesempatan ini redaksi ingin berbagi materi khutbah jum'at yang bersumber dari suara Muhammadiyah
bagi yang ingin mencetaknya atau mengeprint sudah kami sediakan link dibawah ini untuk mendownloadnya... insya Allah tinggal di cetak
jenis file ada dua yaitu 1 pdf dan satu lagi docx.
ukuran kertasnya : F4
untuk ukuran font : 16pt
Font Arab : Traditional Arabic
Font Size : 20pt
terimakasih sudah berkunjung jazakumullahu khoiron katsiron...
Baca Juga : KHUTBAH JUM'AT BUKTI KEIMANAN.DOC
Baca Juga : KHUTBAH JUM'AT BUKTI KEIMANAN.DOC
Baca Juga : KHUTBAH JUM'AT TAUHID DAN AMAL SHALEH.DOC
Baca Juga : KHUTBAH JUM'AT ANTARA IMAN DAN AMAL SHALEH.DOC
PENDIDIKAN KETELADANAN
KHUTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَبِ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا أَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمْدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمُ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالتَّابِعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدَ فَيَاعِبَادَ الله، اِتَّقُوْا الله حَقَّ تُقَاتِهِ
وِلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. أُوصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوِى
الله وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.
Hadirin, sidang Jum’at yang berbahagia.
Rasa syukur merupakan ungkapan yang paling tepat kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Akan tetapi syukur kiranya bukan hanya sekedar
ungkapan lisan, melainkan juga aktualisasi sikap itu dalam kehidupan kita
sehari-hari. Juga, marilah senantiasa kita pertebal sikap iman dan taqwa kita
keharibaan-Nya. Iman merupakan sikap batin yang senantiasa perlu kita pupuk
terus-menerus. Iman secara singkat dipahami sebagai kesadaran utuh yang
terhunjam di kedalaman hati, teraktualisasi pada ungkapan lisan, serta
termanifestasi kepada tingkah-laku sehari-hari. Keterhubungan antara hati,
lisan, dan perbuatan itulah yang dimaksud dengan makna iman yang sesungguhnya.
Jika di antara satu dari ketiga elemen tersebut terjadi ketidakcocokkan, maka
iman menjadi kurang sempurna.
Sedangkan taqwa dimaknai sebagai sikap tunduk dan patuh
atas segala apapun yang sudah menjadi ketetapan Allah SWT. Taqwa secara
sederhana adalah patuh atas segala perintah Allah dan menjauhi segala
larangan-larangan-Nya. Kepatuhan merupakan manifestasi kita, sebagai hamba-Nya,
dalam menjalankan kewajiban sekaligus bentuk ungkapan rasa syukur kita atas
segala anugerah dan nikmat yang melimpah ini. Karenanya, marilah kita tingkatkan
sikap iman dan taqwa kita kepada Allah SWT.
Kaum Muslimin, sidang Jum’at rahimakumullah
Ada sepenggal cerita unik. Alkisah, suatu kali, sang ayah
melihat buah hatinya malas belajar dan enggan ke sekolah. Seketika, ia mengajak
sang anak berkeliling kota dengan mengendarai mobil. Di sebuah perempatan
jalan, lampu menyala merah. Mereka berhenti, lalu turun dari mobil. Sambil
membawa gitar, sang ayah menembangkan lagu, menghibur pengguna jalan. Jeda
bernyanyi, sang ayah berbisik, “Nak kalau kamu malas belajar dan enggan ke
sekolah, maukah kamu menjadi seperti ayah lakukan sekarang?” Sang anak lalu
sadar tindakannya itu keliru. Dan minta maaf pada sang ayah.
Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari cerita itu buat
anak-anak kita? Tentu bukan sekedar khutbah moral. Melainkan keteladanan.
Meningkatkan semangat beribadah dan mengasah kepekaan untuk peduli pada sesama,
misalnya, dibutuhkan bimbingan. Peran orang tua begitu sentral di sini.
Termasuk dalam menjalankan ibadah puasa. Hanya kita sering lupa, puasa tak sekedar
mengasah batin serta nurani orang dewasa. Dampak puasa mestinya ikut juga
merasuk dalam kehidupan anak-anak kita sehari-hari. Sebab puasa pada dasarnya
menahan diri.
Melibatkan anak sekaligus membawanya pada nuansa Ramadhan,
misalnya, meruapakan tindakan terpuji dan patut diteladani. Inilah sikap yang
dianjurkan Nabi Muhammad Saw. Dan kita, tentu tunduk dan patuh atas anjuran
beliau. Ini mungkin, setidaknya, dapat dijadikan sebagai satu pandangan,
membiasakan anak berpuasa sejak usia dini dapat menjadi fondasi bagi
kepribadiannya dewasa kelak. Berpuasa menjadi sangat penting sebagai modal
dalam mengarungi perjalanan hidup ini. Dan itu, mestinya sudah mulai dilakukan
semasa kanak-kanak.
Pembiasaan itu dilaksanakan pertama kali dengan jalan suri
teladan. Keteladanan bukan barang mewah. Ia menyangkut contoh dan sikap.
Pembiasaan menjadi begitu bernilai, sebab terkait dengan proses bagaimana
tindakan itu dimulai.
Hadirin, sidang Jum’at yang dimuliakan Allah
Ketertarikan itu nafas utama dalam melakukan sesuatu. Saat
buah hati kita mulai terpesona pada satu hal, kita sebagai ‘rekan dialognya’,
berfungsi memberikan pandangan dan pengarahan. Sikap menanamkan mentalitas yang
baik tak cukup hanya sebatas pengarahan, melainkan juga sikap menunjukkan pada
hal baik. Dan itu, akan menular di sanubari buah hati kita. Kondisi
psikologis anak, memang perlu kita cermati bersama. Oleh sebab, hal itu
berdampak pada sikap dan kepribadiannya, jika orang tua luput ‘menengok’
pergolakan psikologis mereka.
Dunia anak adalah dunia yang peka dengan hal baru. Sesuatu
yang baru, bagi orang dewasa, ‘cenderung’ diamati dan dicerna. Anak dan orang
dewasa mempunyai dunia berbeda. Maka, keteladanan di situlah ruangnya. Ibadah
puasa sejatinya sebagai media untuk semakin mempererat komunikasi kita dengan
Allah SWT (hablumminallah). Termasuk juga berfungsi mengasah
kepekaan sosial kita kepada sesama (hablumminannas).
Orang tua hendaknya mulai membimbing buah hatinya untuk
semakin mendekatkan diri pada Allah SWT dan membiasakan anak untuk memiliki
‘radar’ kepekaan sosial yang semakin hari semakin meningkat. Membiasakan anak
supaya sabar menahan makan-minum merupakan langkah yang baik. Itu sebagai
tonggak awal menumbuhkan sikap untuk peduli pada sesama.
Sudah lazim mendidik anak membutuhkan proses. Tapi hal itu
tak berarti ‘mematahkan’ semangat para orang tua dalam membalut sang anak
menjadi lebih berkualitas. Proses membutuhkan pengorbanan. Orang tua tentu akan
selalu siap berkorban demi sang buah hati. Pengorbanan bukan sekedar
mempertaruhkan semua yang kita punya untuk sang anak. Berkorban berarti juga
dibutuhkan kemampuan menyelami dunia anak. Dalam melangkah mestinya kita
mempertimbangkan berbagai hal. Tanpa harus menghambat untuk bertindak.
Alangkah menariknya, jika sang buah hati menyaksikan
panutannya memahami apa yang terjadi pada dirinya. Amat mustahil memang ketika
orang tua menyuruh sang anak berpuasa, tapi dirinya belum mampu menjalankannya.
Berpuasa bukan hanya soal menyangkut arahan dan bimbingan. Melainkan ia juga
terkait upaya pelaksanaan. Dan dalam waktu yang sama, hal itu melibatkan proses
pemahaman. Melaksanakan puasa berarti juga menghindarkan diri dari tindakan
merugikan. Entah terkait dengan pribadi maupun orang lain. Tentu, sikap ini
disaksikan oleh sang buah hati kita.
Jamaah Jum’at yang berbahagia
Membahas keteladan yang menyangkut dengan anak, membutuhkan
kesabaran. Anak itu manusia. Ia bukan hanya sekedar gumpalan daging. Manusia
itu mempunyai tanggapan yang berbeda atas satu kenyataan. Dan anak pun
‘tersangkut’ di dalamnya.
Memang keteladan, bukan sekedar menyangkut pemahaman kita
terhadap tingkah-polah anak-anak kita. Melainkan juga kemauan kita menghadirkan
solusi yang sesuai dengan tingkat pengetahuan mereka. Keteladan merupakan sikap
yang murah dan sederhana. Dan dalam puasa itu semua tercakup di dalamnya.
بَارَكَ اللهُ لِي
وَلَكُمْ فِي الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَاعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ
مِنَ الْأَيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْم، وَتَقَبَّالَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ
تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُولِ قَوْلَي هَذَالِي
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَاسْتَغْفِرُاللهَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah
Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَبِ
وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ
لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمْدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَ
بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ
وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالتَّابِعِيْنَ. أَمَّا بَعْدَ فَيَاعِبَادَ الله،
اِتَّقُوْا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وِلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
أُوصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوِى الله وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وِلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّوا عَلَى النَّبِي يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يوم
الدين. وارض عنا معهم برحمتك يا أرحم الراحمين. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْاَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا
مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ
وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ
لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا
الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا
مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ
الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ
قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.
اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ
الْفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا
يَصِفُوْن وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ.
Sumber :
Majalah SM Edisi 09 Tahun 2012
LINK DOWNLOAD :
1. KHUTBAH JUM'AT : PENDIDIKAN KETELADANAN.DOC
2. KHUTBAH JUM'AT : PENDIDIKAN KETELADANAN.PDF
Comments
Post a Comment