Assalamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
pada kesempatan ini redaksi ingin berbagi materi khutbah jum'at yang bersumber dari suara
seperti biasa pada postingan ini hanya berisi sebagian
bagi yang ingin mencetaknya atau mengeprint sudah kami sediakan link dibawah ini untuk mendownloadnya... insya Allah tinggal di cetak
jenis file ada dua yaitu 1 pdf dan satu lagi docx.
terimakasih sudah mampir semoga membantu.
Baca Juga : KHUTBAH JUM'AT "MEMOHON AMPUNAN".DOCX (TINGGAL CETAK)
Khutbah Jum’at
Bukti Keimanan
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرْهُ وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ
سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِي اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهدُ أَنْ لاَ إَلَهَ إِلاّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى اَلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَلآه. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.
وَقَالَ تَعَالَى فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا
وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ (آل عمران: ١٠٢(.
وَقَالَ النَّبِيُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمََ: مَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ،
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ (رواه البخاري
و مسلم). أَمَّا بَعْدُ:
Ma’asyiral Muslimim
Rahimakumullah
Keimanan
seorang hamba kepada Allah tak cukup hanya sekedar diucapkan di lisan saja,
tapi butuh pembuktian yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Di antara
pembuktian iman kepada Allah yang harus ada pada diri seorang mukmin adalah
sebagaimana pesan Rasulullah Saw dalam hadits berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهَ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ
بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ
بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ. (رواه البخاري و مسلم(
Dari Abu Hurairah ra berkata,
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah ia berkata baik atau diam. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhir hendaklah ia memuliakan tetangganya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan
hari akhir hendaklah ia memuliakan tamunya.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim)
Ibnu
Hajar rahimahullah berkomentar: “Hadits ini termasuk
jawami’ul kalim (ucapan yang singkat dan padat).
Mencakup tiga hal yang menghimpun berbagai akhlak terpuji, baik dalam perbuatan
maupun ucapan.”
Ma’asyiral Muslimim
Rahimakumullah
Pertama, berkata baik atau diam. Sebagai orang yang beriman
sepatutnya kita membatasi diri dengan berbicara yang bermanfaat bagi diri
sendiri maupun orang lain. Seorang muslim mesti menjauhi perkataan yang bisa
menyakiti hati saudaranya atau yang berpotensi menimbulkan perpecahan, seperti
perkataan yang mengandung unsur provokasi, ujaran kebencian, hoax, fitnah,
gosip murahan, adu domba dan sebagainya. Apalagi seorang publik figur yang
setiap ucapannya direkam dan dicatat oleh banyak orang, maka harus lebih ekstra
hati-hati dalam melontarkan ucapannya. Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya
dari Anas, bahwa Nabi saw bersabda:
لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ،
وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ (رواه أحمد)
“Iman seorang hamba tidak lurus
sehingga hatinya lurus dan hatinya tidak akan lurus sehingga lidahnya lurus.” (HR. Ahmad)
Hadits diatas mengajarkan kita
untuk menjaga lidah dari berbagai ucapan yang tidak mengandung nilai kebaikan
sama sekali atau ucapan yang tidak diperbolehkan. Sebagai seorang muslim,
hendaklah berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Perlu mempertimbangkan
matang-matang efek dari kata yang meluncur dari lisan kita. Mengutamakan diam daripada
berbicara yang tidak bermanfaat itu lebih baik.
Ma’asyiral Muslimim
Rahimakumullah
Kedua, memuliakan tetangga. Tetangga adalah orang yang tempat
tinggalnya berdekatan atau berdampingan dengan kita. Tetangga menjadi orang
pertama yang memberikan bantuan jika kita ditimpa musibah atau kesulitan. Oleh
karena itu berbuat baik kepada tetangga menjadi keharusan bagi orang muslim
agar terciptanya kehidupan yang rukun dan damai. Islam memberikan perhatian
besar terhadap hal ini, bahkan sampai-sampai Rasulullah menyangka bahwa
tetangga akan menjadi ahli waris, ketika malaikat Jibril terus mewasiati beliau
perihal berbuat baik kepada tetangga. Menyakiti tetangga termasuk dalam
kategori dosa besar dan merupakan indikasi ke tidak sempurnaan iman seseorang.
Diantara
metode berbuat baik kepada tetangga adalah dengan membantu kebutuhannya dan
memberikannya sesuatu yang bermanfaat. Tidak sepantasnya seorang muslim
membiarkan tetangganya hidup dalam kesusahan, sedangkan dia punya kemampuan
untuk membantunya. Rasulullah menganjurkan kita untuk saling berbagi dengan
tetangga meskipun hanya sedikit. Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ، قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا صَنَعْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا، ثُمَّ انْظُرْ
أَهْلَ بَيْتٍ مِنْ جِيرَانِكَ فَأَصِبْهُمْ مِنْهَا بِمَعْرُوفٍ. (أَخْرَجَهُ
مُسْلِمٌ(
Dari
Abu Dzar berkata: Rasulullah bersabda kepadaku: “Apabila engkau memasak gulai,
maka perbanyaklah kuahnya, lalu perhatikanlah tetanggamu dan berikanlah pada
mereka dengan cara yang baik.” (H.R. Muslim)
Ma’asyiral Muslimim
Rahimakumullah
Ketiga, memuliakan tamu. Memuliakan tamu adalah menyambutnya
dengan wajah berseri-seri dan segera menghidangkan jamuan serta melayani dengan
baik. penyambutan yang baik dengan tutur kata yang bijak tentu akan
menyenangkan hatinya dan mempererat ukhuwah Islamiyah. Al-Qur’an
menginformasikan kisah ketika nabi Ibrahim menerima dengan baik kedatangan tamu
beliau yaitu para Malaikat.
فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ
فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ
“Maka dia pergi dengan diam-diam
menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk.” (Q.S. Adz-Dzariyat [51]: 26).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِي شُرَيْحٍ خُوَيْلِدِ بْنِ عَمْرٍو الْخُزَاعِيِّ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُوْلَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ
ضَيْفَهُ جَائِزَتَهُ، قَالُوا: وَمَا جَائِزَتُهُ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ:
يَوْمُهُ وَلَيْلَتُهُ، وَالضِّيَافَةُ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ، فَمَا كَانَ وَرَاءَ
ذَلِكَ فَهُوَ صَدَقَةٌ. (متفق عليه)
Abu
Syuraih, Khuwailid bin ‘Amr Al-Khuza’i ra berkata: “Aku mendengar Rasulullah
saw bersabda: “Barangsiapa beriman kepada
Allah dan hari akhir, hendaklah menghormati tamunya dengan memberinya jaizah
(hadiah).” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apa hadiahnya tamu?”
Beliau menjawab: “Melayaninya sehari semalam. Masa melayani tamu itu tiga hari.
Jika lebih dari tiga hari, termasuk shadaqah.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Para
ulama terdahulu telah memberi contoh teladan dalam memuliakan tamu. Mereka
menyambut tamu dengan baik, lalu menghidangkan jamuan semampu mereka. Ketika
tamu pamit pulang, mereka mengantar sampai ke depan pintu rumah sebagai bentuk
penghormatan kepada tamunya.
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
وَجَعَلَنَا اللهُ مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ
أَحْسَنَهُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِـرُ الله لِيْ وَلَكُمْ.
KHUTBAH
KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ
اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ أَرْشَدَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ،
أَمَّا بَعْدُ؛
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا
قَاضِيَ الْحَاجَاتِ, رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَاْرحَمْهُمَا
كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ
سَبَقُونَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفُ رَّحِيْمٌ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ
أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا.
link downloadnya :
Comments
Post a Comment